RESUMAN BUKU “THE HISTORY OF ARAB” KARYA PHILIP K. HITTI
RESUMAN BUKU “THE HISTORY OF ARAB” KARYA PHILIP K. HITTI
Karya Philip. K Hitti, Sejarah
Ringkas Dunia Arab yang diterbitkan pertama kali tahun 1960 adalah suatu karya
ringkasan dari History of Arabs (Sejarah Arab), jadi dibuatnya Sejarah
Ringkas Dunia Arab maksudnya sebagai buku pengantar sekaligus gambaran umum
dari buku Sejarah Arab yang telah terbit sebelumnya. Buku Sejarah Ringkas Dunia
Arab ini secara umum membahas mengenai kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat Arab, khususnya kaum Badwi sejak masa pra-Islam atau 2000 tahun
sebelum Yesus lahir hingga masa berjayanya Islam di masa dinasti Umayah, serta
pengaruh Muhammad dan Al-Qur’an dalam perkembangan Islam sebagai suatu
peradaban yang besar. Buku ini menuturkan secara ringkas, namun padat akan
hal-hal penting yang memang patut di ketahui.
Sejarah Ringkas Dunia Arab adalah
salah satu karya historiografi kontemporer, tentunya tidak bisa melepaskan
unsur-unsur yang mempengaruhi karya tersebut. Sejarah Ringkas Dunia Arab
diterbitkan pada tahun 1960, di periode tersebut seperti telah kita ketahui
bahwa barulah terjadinya Perang Dunia II. Minat pada kebudayaan dan masyarakat
Asia dan Afrika, yang telah dipahami pada abad kesembilan belas dan kedua puluh
sebagai latar belakang pembentukan dari sebuah disiplin umum yang dikenal
dengan orientalisme Studi Islam dan orientalisme, dan juga merupakan bagian
dari gejala umum dalam tradisi akademis sesudah Perang Dunia II.
Mengupas lebih jauh lagi mengenai
Sejarah Ringkas Dunia Arab karya Philip K Hitti, tentunya harus dilihat dari
latar belakang si penulis. Dengan mengetahui latar belakang penulis tentu saja
akan mempermudah kita dalam menempatkan “latar” atau jiwa zaman yang berkembang
di masanya.
Philip K. Hitti melakukan telaah
serius selama sepuluh tahun untuk menghimpun data-data historis tentang
Arab-Islam. Ia merasa tak puas dengan hanya mengungkap data-data historis
seputar pergantian penguasa yang berlangsung di dunia Arab-Islam. Ia melacak lebih
jauh pada kondisi prasejarah bangsa Arab, termasuk kondisi geologi dan
geografinya (Serambi Online). Dalam karyanya Hitti lebih banyak melihat pada
pengaruh kondisi alam terhadap munculnya suatu kebudayaan, seperti kebudayaan
Jahiliyah sebelum datangnya pengaruh Islam.
Dalam Sejarah Ringkas Dunia Arab,
Hitti bukan hanya membahas mengenai peristiwa-peristiwa besar, seperti perang
Salib, pergantian kepemimpinan atau khilafat di masa keemasan peradaban Islam,
tetapi hal-hal kecil namun penting seperti unta, kurma di padang pasir
diungkapkan oleh Hitti secara menarik sebagai salah satu yang mempengaruhi
kebudayaan kaum Badwi. Hitti mengungkapkan segala kondisi lingkuangan yang
mempengaruhi mental masyarakat di Arab khususnya kaum Badwi. Menggali lebih
jauh mengenai kebudayaan kaum Badwi di masa Jahiliyah secara utuh bukanlah hal
yang mudah, bahkan boleh dibilang sangat sulit, tetapi hal itu dilakukan Hitti
dengan cukup baik dan jelas, seperti yang terdapat dari kutipan berikut:
Ada dua jenis binatang yang diutamakan
di jazirah Arab, yakni unta dan kuda. Keberadaan unta sangat menentukan dalam
kehidupan di padang pasir, jika unta tidak ada maka sangat sulit untuk dapat
mendiami padang pasir. Bagi kaum Badwi unta sebagai binatang yang memberi bekal
sehari-hari, alat pengangkutan dan alat tukar-menukar. Jumlah mas-kawin,
besarnya denda atas pembunuhan, keuntungan main judi, kekayaan seorang
penghulu, semuanya ini dapat dinyatakan dalam nilai unta. Unta sangat terikat
dengan kehidupan seorang Badwi. Air susu unta dapat dapat diminum sebagai
pengganti air, karena air yang ada digunakan oleh kaum Badwi untuk diberikan
kepada ternak-ternaknya; daging unta sebagai makanan yang istimewa ; kulitnya
digunakan sebagai pakaian dan tempat tinggal berupa kemah dibuat dari bulu
unta. Kotorannya dijadikan bahan pembakar dan air kencingnya digunakan sebagai
minyak rambut dan obat ( sebagai obat pencuci rambut air kencing unta bisa
meninggalkan wangi yang harum pada rambut sedangkan jika digosokkan pada kulit
muka , maka akan terhindar dari sengatan binatang-binatang penyengat )
Kehidupan kaum Badwi sangat
tergantung pada unta, pada masa-masa sulit dikarenakan kesulitan air maka orang
akan membunuh seekor unta tua, atau sebuah tongkat dimasukan ke kerongkongannya
dan dengan demikian unta tersebut akan memuntahkan air. Jika unta tadi meminum
air baru sehari atau dua hari sebelum itu, maka air yang dimuntahkan masih
dapat diminum orang. Besarnya peranan unta dalam kehidupan kaum Badwi
seolah-olah unta adalah perangkat lengkap untuk menjelajahi padang pasir,
sehingga tidaklah mengherankan jika ada sebutan bahwa orang Arab adalah “bangsa
unta”. Secara keseluruhan unta merupakan anugerah yang begitu besar bagi
kaum Badwi, bahkan karena besarnya peranan unta, dalam bahasa Arab
didapati lebih dari seribu perkataan yang dipakai untuk jenis unta yang
berbagai ragam. (Phillip. K Hitti, 1960:17)
Bahasannya tentang kaum Badwi
sungguh mendetail dan banyak unsur yang menarik. Tokoh-tokoh besar dan
peristiwa-peristiwa politik menyangkut peradaban Islam di masa Khilafah
Islamiyah bukan satu-satunya inti bahasannya mengenai dunia Arab. Keahlian
Hitti di bidang linguistik, khususnya bahasa semit memungkinkannya menggali
unsur-unsur sejarah kebudayaan bangsa Arab. Terutama dalam sejarah kebudayaan,
di mana bukti dokumentasi biasanya sedikit sekali atau tidak ada, strategi umum
kegiatan historis didasarkan atas keadaan, bahwa kejadian yang sama dapat
meninggalkan bermacam-macam bekas, masing-masing memberikan bukti
sendiri-sendiri untuk fakta itu.
Keahlian Hitti di bidang bahasa
Semit memudahkan berbagai dugaan-dugaan historis yang realistis. Dari
dugaan-dugaan historis menyangkut suatu metode komparatif, misalnya metode yang
didasarkan atas bahasa atau distribusi ciri-ciri etnologis, sedangkan artefak-artefak
arkeologis atau dokumen-dokumen memberikan kesaksian langsung tentang
fakta-fakta yang merupakan bukti.
Perkembangan kebudayaan diungkapkan
Hitti dimulai saat masa pra-Islam dengan kaum Badwi, kemudian masa setalah
munculnya Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat hingga
masa kejayaan Islam yang menyebar sampai ke Spanyol –bahkan nyaris sampai
Prancis— dibawah dinasti Umaiyah. Tidak luput pula bahasan mengenai
perkembangan negara-negara di Timur tengah setelah berakhirnya Perang
Dunia II. Topik-topik tersebut memang syarat dengan nilai-nilai historis, namun
salah satu poin menarik yang diungkap oleh Hitti adalah pandangannya terhadap
Al-Qur’an. Dalam Sejarah Ringkas Dunia Arab ini, dapat terlihat posisi Hitti
sebagai seorang orientalis. Bahasanya tentang Al-Qur’an cukup otoritatif dan
tidak tampak subjektivitas yang berlebihan. Melihat apa yang diungkapkan Hitti
tentang Al-Qur’an tampak bahwa ia begitu jauh meneliti Al-Qur’an. Kecermatannya
dapat terlihat dari cara dia menjelaskan kuantitas ayat dan huruf dalam
Al-Qur’an. Di bawah ini kutipan karya Hitti dalam menjelaskan Al-Qur’an:
…sesudah
tersususn bentuk Qur’an seperti dikatakan di atas itu, maka semua bentuk
susunan lain yang ada pada ketika itu, disuruh dimusnahkan. Sejak itu maka
orangpun sangatlah teliti akan jumlah ayat-ayat Qur’an yang 6239 banyaknya,
kata-kata yang berjumlah 77934, bahkan huruf-hurufnya yang berjumlah 323621
itu. Kitab tersebut tidak saja merupakan “jantung” dari suatu agama, pedoman
untuk suatu Kerajaan sorga tetapi juga merupakan suatu konpendium ilmu
pengetahuan dan dokumen politik yang berisikan perundang-undangan dari suatu
kerajaan duniawi. ( Phillip. K Hitti, 1960: 46)
Kutipan diatas memperlihatkan bahwa
Hitti sangatlah cermat dalam melakukan penelitian guna mendapatkan data
yang akurat. Bahasannya mengenai Al-Qur’an cukup mendalam disertai dengan
pengaruh-pengaruh Al-Qur’an pada masyarakat Arab di awal kemunculan Islam.
Hitti juga mengungkapkan bagaimana keimanan mempengaruhi bangsa Arab untuk melakukan
penaklukan-penaklukan hingga ke Eropa. Aspek lain yang cukup berpengaruh
menurut Hitti adalah istilah jihad. Faktor-faktor tersebut disertai dengan
mentalitas bangsa Arab yang terbentuk dari kondisi lingkungan padang pasir
adalah hal yang menentukan kesuksesan Islam menyebarkan pengaruhnya hingga ke
Eropa.
Hitti sebagai bangsa barat,
bagaimanapun juga dalam buku Sejarah Ringkas Bangsa Arab ini, sungguh dapat
terlihat unsur-unsur seorang orientalis, di mana Hitti membandingkan Al-Qur’an
dengan Perjanjian Baru dari agama Kristen, seperti yang tampak dalam kutipan
berikut:
Religi dalam
Qur’an lebih berdekatan kepada Yudaisme dalam Perjanjian Lama dari kepada
religi Kristen dalam Perjanjian Baru. Tetapi titik-titik persamaan antara Islam
dan religi dalam kitab tersebut di atas, ada sedemikian besar, sehingga tentu
Islam tentu Islam itu pada awal perkembangannya lebih mirip kepada suatu mazhab
Kristen yang sesat daripada merupakan suatu agama tersendiri yang lain. (Phillip. K
Hitti, 1960: 47)
Di dalam buku ini penggarang
mengajak kita untuk mengetahui beberapa hal tentang Negara Arab yaitu :
-
Bagaimana
penaklukan spanyol yang di lakukan oleh Negara Arab
-
Bagaimana
perkembangan Emirat Umayyah di spanyol.
-
Bangsa dan
ras asli di Negara arab.
-
Hubunngan
etnis-etnis antar bangsa.
-
Kondisi
geografis di Arab.
-
Kontak
dengan bangsa lain.
-
Kerajaan-kerajaan
kecil yang ada di Negara bagian Arab.
-
Kelahiran
islam dan kekhalifahan.
Adapun
kelemahan dari buku yang berjudul History of the Arabs ini adalah tentang
penyampaianya dalam buku ini yang menggunakan bahasa baku, sehingga agak sulit
di mengerti serta bentuk buku yang terlalu tebal yang membuat pembacanya malas
untuk membawanya kemana-mana serta bentuk kertas yang muda robek.
Post a Comment